Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

sejara plts di Indonesia

Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Pembangkit listrik tenaga surya adalah sebuah sistem yang mengubah energi matahari menjadi listrik. Sejarah pembangkit listrik tenaga surya bermula pada abad ke-19, ketika seorang ilmuwan Prancis bernama Alexandre Edmond Becquerel menemukan bahwa cahaya matahari dapat menghasilkan arus listrik pada sebuah sel surya. 

Ide tersebut kemudian dikembangkan oleh seorang ilmuwan Amerika bernama Charles Fritts, yang menciptakan sel surya yang terdiri dari lapisan film tipis dari selenium yang diletakkan di atas kaca. Sel surya tersebut kemudian dapat menghasilkan arus listrik yang sangat kecil, yang dapat digunakan untuk menyalakan lampu.

Pada awal abad ke-20, sel surya mulai digunakan secara luas untuk menghasilkan listrik di luar sistem listrik yang ada. Sel surya mulai digunakan untuk menyalakan lampu di area-area terpencil atau di lokasi yang tidak terhubung dengan sistem listrik, seperti di rumah-rumah di pedesaan atau di pemukiman di pulau-pulau kecil.

Pada tahun 1954, seorang ilmuwan Jerman bernama Gerald Pearson, Calvin Fuller, dan Daryl Chapin menciptakan sel surya yang lebih efisien yang dapat menghasilkan arus listrik yang lebih besar. Sel surya ini kemudian dikenal sebagai sel surya fotovoltaik (FV). Sel surya FV ini kemudian menjadi dasar untuk pembangkit listrik tenaga surya yang sekarang ini umum digunakan.

Sekarang ini, pembangkit listrik tenaga surya telah menjadi salah satu sumber energi yang populer dan terjangkau. Pembangkit listrik tenaga surya dapat digunakan untuk menghasilkan listrik untuk kebutuhan rumah tangga, industri, dan juga untuk mengisi baterai pada kendaraan listrik. Pembangkit listrik tenaga surya juga merupakan pilihan yang ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida atau sulfur dioksida.

Usaha Meningkatkan Efisiensi

penemu plts


Sejak penemuan tersebut, para ilmuwan berupaya meningkatkan efisiensi solar sel.

Pada 1905, Albert Einstein, ilmuwan Jerman, menerbitkan artikel tentang efek fotolistrik dan menjelaskan mekanisme bagaimana carrier mendapatkan tambahan energi dari cahaya. Karya tersebut memenangkan Hadiah Nobel pada 1921.

Kemungkian untuk merespon artikel Einstein, pada 1908, William J. Bailey, pebisnis Amerika, menemukan bahwa dengan mengganti insulator dengan tembaga, efisiensi solar sel meningkat.

Teknik Bailey digunakan hingga saat ini. Russell Ohl mematenkan seolar sel semikonduktor sambungan semikonduktor pada 1946.

Sel Surya di Era Modern

Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Dimulai 1953, studi tentang pemanasan global mulai populer. Kesadaran tentang menipisnya bahan bakar fosil kebutuhan akan sumber energi yang terbarukan meningkat.

Solar sel praktis pertama dibangun 1954 di Bell Laboratories.

Beberapa tahun kemudian Laboratorium Korps Sinyal AS mengembangkan sel fotovoltaik untuk satelit yang mengorbit Bumi. Hal ini mengarah pada penggunaaan sel surya untuk misi luar angkasa Vanguard 1

penemu panel surya, sejarah plts di indonesia, bagaimana sejarah penemuan sel surya, bagaimana cara kerja panel surya dalam menghasilkan energi listrik, di indonesia sejarah perkembangan plts sudah dimulai sejak tahun, apa saja komponen yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik melalui plts, apa fungsi masing-masing komponen pendukung penghasil tenaga surya 

Komersialisasi PLTS

pembangkit listrik tenaga surya

  • Sebuah perusahaan Amerika, Hoffman Electronics, berhasil meningkatkan efisiensi hingga 14%.

  • Kemajuan tersebut mendorong komersialisasi PLTS pada 1950- an hingga 60-an. Harga turun drastis pada tahun 1970-an, yang mengarah ke aplikasi PLTS di lokasi terpencil.

  • Pada 1980, ARCO solar membuat > 1 MW modul surya per tahun. ARCO juga membantu membangun PLTS skala MW pertama, didanai Departemen Energi AS bernama Solar One.

  • Pada 1985, penjualan modul surya mencapai $ 250.000.000.

  • University of South Wales di UK meningkatkan efisiensi sel surya silikon hingga 20%.

  • Setahun kemudian ARCO merilis modul tenaga surya film tipis pertama yang tersedia secara komersial.

  • Pada 1994, NREL di US, mengembangkan sel surya dari gallium indium phosphide dan gallium arsenide dengan efisiensi 30%. Teknologi baru ini digunakan di sebuah gedung pencakar langit di New York City.

  • Kini, PLTS telah menjadi bisnis besar.

Lebih kurangnya saya mohon maaf, semoga bermanfaat buat teman-teman.

Next Post Previous Post
2 Comments
  • Admin
    Admin 08/12/20, 00.04

    Terimakasih infonya🙏

    • Kelas Teknisi
      Kelas Teknisi 23/08/22, 05.21

      Siap, sama-sama kak

Add Comment
comment url