Preventive Maintenance: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Perencanaannya

Pengertian Preventive Maintenance

Preventive maintenance, yang dalam bahasa Indonesia disebut pemeliharaan preventif, adalah serangkaian tindakan perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal untuk mencegah kerusakan yang tidak terduga pada aset atau peralatan.


Tujuan utama dari preventive maintenance adalah untuk memperpanjang umur aset, meningkatkan keandalan fungsinya, dan mengurangi biaya perbaikan tak terduga di masa depan.


Manfaat Preventive Maintenance

PM memiliki banyak manfaat, antara lain:


1. Mengurangi biaya perbaikan

Kerusakan mesin yang tidak terduga dapat menyebabkan biaya perbaikan yang tinggi. Dengan melakukan PM secara rutin, kerusakan mesin dapat dideteksi dan diperbaiki lebih awal, sehingga biaya perbaikan dapat ditekan.


2. Meningkatkan produktivitas

Kerusakan mesin dapat menyebabkan downtime, yaitu waktu yang hilang akibat terhambatnya proses produksi. Dengan melakukan PM secara rutin, downtime dapat dihindari, sehingga produktivitas dapat meningkat.


3. Meningkatkan keselamatan

Kerusakan mesin dapat membahayakan keselamatan pekerja. Dengan melakukan PM secara rutin, risiko kecelakaan akibat mesin dapat diminimalisir.

Jenis-Jenis Preventive Maintenance

Secara umum, PM dibagi menjadi dua jenis, yaitu:


1. Time-based PM

Time-based preventive maintenance (PM) adalah strategi pemeliharaan mesin yang mengandalkan jadwal waktu tetap sebagai pemicu tindakan perawatan. Ibaratnya, seperti Anda yang rutin melakukan servis mobil setiap 5.000 kilometer, begitulah prinsip time-based PM. Mesin dirawat dan dicek kesehatannya berdasarkan interval waktu tertentu, tidak bergantung pada tingkat penggunaan atau kondisi aktualnya.


Keuntungan Time-Based PM:

  • Mudah Dijadwalkan: Keunggulan utama time-based PM adalah kemudahan penjadwalannya. Anda cukup membuat jadwal perawatan rutin berdasarkan periode waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan, atau tahunan. Hal ini memudahkan pengelolaan sumber daya dan perencanaan tenaga kerja.
  • Disiplin Pemeliharaan: Time-based PM mendorong kedisiplinan dalam melakukan perawatan. Interval waktu yang teratur memastikan mesin tidak terlewat dari pengecekan dan perbaikan minor, mencegah kerusakan besar di kemudian hari.
  • Prediksi Biaya Akurat: Dengan jadwal yang teratur, biaya perawatan menjadi lebih mudah diprediksi. Anda dapat mengalokasikan anggaran secara tepat dan menghindari pengeluaran tak terduga akibat kerusakan mendadak.


Kelemahan Time-Based PM:

  • Pemborosan Potensial: Mesin mungkin belum membutuhkan perawatan, namun tetap harus dicek sesuai jadwal. Hal ini berpotensi memboroskan sumber daya dan waktu, terutama pada mesin yang jarang digunakan.
  • Kurang Fleksibel: Time-based PM kurang fleksibel terhadap kondisi aktual mesin. Mesin yang jarang digunakan mungkin tidak perlu perawatan mesin yang bekerja nonstop.
  • Deteksi Kerusakan Terlambat: Gejala kerusakan awal mungkin terlewatkan karena mengandalkan jadwal, bukan kondisi mesin.


2. Condition-based PM

Berbeda dengan time-based PM yang mengandalkan jadwal ketat, condition-based preventive maintenance (PM) mengajak Anda untuk lebih peka terhadap "bisikan" mesin. Strategi ini berfokus pada pemantauan kondisi aktual mesin secara real-time untuk menentukan timing perawatan yang tepat. Ibaratnya, seperti Anda yang tidak langsung mengganti oli mobil hanya karena sudah 5.000 kilometer, tapi memperhatikan indikator oli dan suara mesin untuk memastikan kondisinya masih prima.


Keuntungan Condition-Based PM:


  • Perawatan Tepat Waktu: Mesin dirawat hanya saat benar-benar dibutuhkan, mencegah pemborosan sumber daya dan menghindari perawatan tak perlu.
  • Deteksi Dini Kerusakan: Pemantauan real-time memungkinkan identifikasi gejala kerusakan dini sebelum berkembang menjadi masalah serius, mengurangi biaya perbaikan dan downtime produksi.
  • Masa Pakai Maksimal: Mesin mendapat perawatan sesuai kebutuhannya, sehingga usia pakainya bisa lebih panjang dan optimal.


Teknologi Pendukung

Condition-based PM memanfaatkan teknologi seperti sensor, vibration analysis, dan machine learning untuk mengumpulkan dan menganalisis data kondisi mesin. Beberapa parameter yang dipantau antara lain:


  • Temperatur
  • Getaran
  • Konsumsi daya
  • Kecepatan putaran
  • Tingkat kebisingan

Dengan menganalisis perubahan parameter ini, sistem dapat memprediksi potensi kerusakan dan memicu peringatan untuk pemeliharaan preventif.


Perencanaan Preventive Maintenance

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari PM, perlu dilakukan perencanaan yang matang. Perencanaan PM mencakup hal-hal berikut:


  • Identifikasi mesin dan peralatan yang perlu dilakukan PM
  • Perencanaan jenis PM yang akan dilakukan
  • Perencanaan jadwal PM
  • Perencanaan sumber daya yang dibutuhkan
  • Perencanaan metode pelaksanaan PM
  • Implementasi Preventive Maintenance


Implementasi PM harus dilakukan oleh tenaga yang terampil dan berpengalaman. Pelaksanaan PM harus sesuai dengan rencana yang telah dibuat.


Contoh Penerapan Preventive Maintenance:

  • Ganti oli dan filter mesin mobil Anda secara rutin sesuai jadwal yang dianjurkan pabrikan.
  • Bersihkan AC rumah Anda secara berkala untuk memastikan aliran udara yang lancar dan efisiensi pendinginan yang optimal.
  • Periksa dan lumasi rantai sepeda Anda secara teratur untuk menjaga kelancaran dan mencegah keausan.
  • Lakukan kalibrasi timbangan di toko Anda secara berkala untuk memastikan keakuratan pengukuran berat barang.
  • Dengan menerapkan program preventive maintenance yang baik, Anda dapat menghemat waktu, uang, dan energi dalam jangka panjang.

Baca juga: Mengenal Sistem Proteksi Listrik


Kesimpulan

PM merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan untuk menjaga mesin dan peralatan agar selalu dalam kondisi prima dan dapat beroperasi secara optimal. Dengan melakukan PM secara rutin, biaya perbaikan dapat ditekan, produktivitas dapat meningkat, dan keselamatan dapat terjamin.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url