Mengenal Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan

Energi terbarukan dan tidak terbarukan


Energi terbarukan dan tidak terbarukan adalah dua jenis energi yang digunakan oleh manusia. Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber yang tidak akan habis, seperti matahari, angin, air, dan geothermal. Energi ini dianggap ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berbahaya.

Energi tidak terbarukan, sebaliknya, dihasilkan dari sumber yang dapat habis, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Penggunaan energi ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan perubahan iklim karena menghasilkan emisi gas rumah kaca.

Energi terbarukan saat ini sedang menjadi pilihan yang lebih populer di seluruh dunia karena kekhawatiran akan perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya alam tidak terbarukan. Beberapa contohnya yang populer adalah panel surya, turbin angin, dan pembangkit listrik air.

Namun, energi tidak terbarukan masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi global saat ini. Oleh karena itu, pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia sedang berusaha menemukan cara untuk mengurangi ketergantungan pada energi tidak terbarukan dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan.

Secara keseluruhan, energi terbarukan dan tidak terbarukan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, dengan meningkatnya teknologi dan investasi dalam energi terbarukan, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam tidak terbarukan dan memastikan ketersediaan energi yang cukup untuk masa depan.

Contoh-contoh energi terbarukan

1. Energi surya

Energi yang dihasilkan dari matahari menjadi sumber energi terbarukan yang paling umum digunakan. Panel surya digunakan untuk mengubah energi matahari menjadi listrik, yang dapat digunakan untuk rumah, bangunan komersial, dan jaringan listrik nasional. Lebih lengkap tentang energi surya klik disini.

Energi terbarukan


2. Energi angin

Turbin angin digunakan untuk mengubah energi angin menjadi listrik. Energi ini dapat digunakan untuk pembangkit listrik skala besar atau pembangkit listrik rumah tangga. Energi angin memiliki komponen-komponen dalam pemanfaatannya, apa saja komponennya kunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Angin (Bayu).

3. Energi air

Pembangkit listrik air digunakan untuk mengubah energi air menjadi listrik dengan menggunakan air terjun, bendung, atau parit. Lebih lengkap tentang energi air disini.

4. Energi geothermal

Energi geothermal adalah energi yang dihasilkan dari panas bumi. Panas bumi diperoleh dari magma dan aktivitas vulkanik di dalam bumi. Energi ini dapat digunakan untuk memanaskan air dan memproduksi listrik.

Terdapat dua cara untuk mengambil energi geothermal, yaitu dengan menggunakan sistem panas dangkal dan sistem panas dalam. Sistem panas dangkal menggunakan air atau uap yang diperoleh dari kedalaman kurang dari 2 km di bawah permukaan tanah. Sementara itu, sistem panas dalam menggunakan air atau uap yang diperoleh dari kedalaman lebih dari 2 km di bawah permukaan tanah.

Energi geothermal memiliki beberapa keunggulan seperti:

  • Energi yang dapat diandalkan dan terus menerus tersedia
  • Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca
  • Biaya operasional yang relatif rendah
  • Dapat digunakan untuk memanaskan air dan memproduksi listrik.

Indonesia memiliki potensi energi geothermal yang cukup besar, terutama di wilayah-wilayah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Sulawesi, Sumatera, dan Papua. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik geothermal menjadi 6 GW pada 2025. Namun, pemanfaatan energi geothermal di Indonesia masih sangat terbatas dan belum dikembangkan secara optimal. Beberapa hambatan yang dihadapi dalam pengembangan energi geothermal di Indonesia adalah kesulitan dalam proses pembuatan lisensi, keterbatasan a kan akses pendanaan, dan masalah regulasi yang masih kompleks.

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai regulasi dan insentif untuk mendukung pengembangan energi geothermal, seperti penyediaan lahan, dukungan finansial, dan pengurangan pajak. Namun, masih diperlukan upaya yang lebih besar untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, sehingga pemanfaatan energi geothermal di Indonesia dapat dikembangkan secara optimal.

Secara umum, energi geothermal merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang cukup menjanjikan dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat di masa depan. Namun, masih diperlukan investasi yang cukup besar dan riset yang lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi teknologi dan mengurangi biaya produksi energi geothermal.

5. Energi biomasa 

Energi biomassa adalah energi yang dihasilkan dari bahan organik seperti kayu, jerami, daun, batang, atau limbah pertanian. Energi ini dapat diubah menjadi bahan bakar fosil, biogas, atau ethanol untuk digunakan dalam pembangkit listrik, kendaraan, atau industri. Energi biomassa dianggap sebagai sumber energi ramah lingkungan karena bahan bakarnya berasal dari sumber yang dapat diperbaharui dan tidak menghasilkan emisi karbon yang berbahaya.

6. Energi osmosis air laut

Energi osmosis air laut adalah salah satu jenis energi terbarukan yang dihasilkan dari perbedaan tekanan antara air tawar dan air laut. Proses ini menggunakan osmosis, yaitu proses perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari zat cair dengan konsentrasi rendah ke zat cair dengan konsentrasi yang lebih tinggi.

Untuk menghasilkan energi osmosis air laut, digunakan sebuah sistem yang terdiri dari sebuah pemisah air yang dipasang di estuari atau teluk, yang digunakan untuk memisahkan air tawar dan air laut. Kemudian, air tawar dari pemisah air ditekan dengan menggunakan pompa untuk memproduksi listrik melalui sebuah turbin.

Energi osmosis air laut memiliki beberapa keunggulan seperti:

  • Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca
  • Tidak memerlukan bahan bakar
  • Prediksi arus air laut yang dapat diandalkan
  • Efisiensi yang tinggi dibandingkan dengan sumber energi lainnya.

Namun, teknologi ini masih dalam tahap riset dan pengembangan, dan belum digunakan secara luas di dunia, karena masih memerlukan investasi yang cukup besar dan masih ada beberapa kendala teknologi yang harus diatasi seperti kendala dalam pembuatan membran yang tahan lama dan efisien dalam proses osmosis, serta masalah biaya yang tinggi dalam proses konstruksi dan operasional.

7. Energi Tidal 

Energi tidal adalah energi yang dihasilkan dari arus air laut yang digunakan untuk memproduksi listrik. Ini merupakan salah satu jenis dari energi terbarukan yang dihasilkan dari sumber alami yang tidak akan habis.

Energi tidal dapat dihasilkan dengan menggunakan turbine yang dipasang pada dasar laut atau dengan menggunakan barrier (penghalang) yang dibangun di estuari atau teluk. Ketika air laut naik dan turun sebagai akibat dari pasang surut, turbine akan berputar dan memproduksi listrik.

Energi tidal memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sumber energi lainnya, seperti:

  • Prediksi arus air laut yang dapat diandalkan,
  • Efisiensi yang tinggi dibandingkan dengan sumber energi lainnya,
  • tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca
  • tidak memerlukan bahan bakar.

Indonesia memiliki potensi energi tidal yang cukup besar, terutama di wilayah-wilayah pantai yang memiliki arus air laut yang cukup kuat. Namun, pemanfaatan energi tidal di Indonesia masih sangat terbatas dan belum dikembangkan secara optimal. Pemerintah Indonesia sedang berupaya untuk meningkatkan pemanfaatan energi tidal di wilayah-wilayah yang potensial.

Secara umum, energi tidal merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang cukup menjanjikan dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat di masa depan. Namun, masih diperlukan investasi yang cukup besar dan riset yang lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi teknologi dan mengurangi biaya produksi energi tidal.


Di era yang semakin modern ini, teknologi yang digunakan untuk menghasilkan energi terbarukan juga semakin canggih dan efisien. Beberapa contoh teknologi yang digunakan adalah sistem pengumpul energi dengan menggunakan lensa atau mirror untuk mengumpulkan energi matahari, teknologi generasi tidal yang lebih efisien dan pengembangan teknologi penyimpanan energi yang lebih baik.

Energi Tidak Terbarukan


Contoh-contoh sumber energi tidak terbarukan

1. Minyak bumi

Minyak bumi adalah sumber energi yang paling umum digunakan di seluruh dunia. Minyak bumi digunakan untuk memproduksi bahan bakar, seperti bensin dan solar, yang digunakan untuk kendaraan bermotor dan pembangkit listrik.

2. Batu bara

Batu bara digunakan untuk memproduksi listrik di pembangkit listrik skala besar. Namun, pembuangan limbah dari batu bara dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan emisi gas rumah kaca.

3. Gas alam

Gas alam digunakan untuk memproduksi listrik dan sebagai bahan bakar untuk memasak dan pemanasan. Namun, gas alam juga dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca jika tidak dikelola dengan baik.

4. Uranium

Uranium digunakan untuk memproduksi listrik di pembangkit listrik nuklir. Namun, pembuangan limbah radioaktif dari pembangkit listrik nuklir dapat menyebabkan masalah kesehatan dan lingkungan.

5. Panas bumi

Panas bumi digunakan untuk memproduksi listrik di beberapa wilayah. Namun, pengelolaan sumber daya panas bumi dapat menyebabkan masalah lingkungan jika tidak dilakukan dengan baik.

Secara umum, sumber energi tidak terbarukan dapat menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan jika tidak dikelola dengan baik. Namun, sumber energi tidak terbarukan masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi global saat ini. Oleh karena itu, pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia sedang berusaha menemukan cara untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi tidak terbarukan dan meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan.

Baca juga: Potensi Energi Terbarukan di Indonesia

Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia

Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia sedang meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk meningkatkan penggunaannya sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketersediaan energi.

Beberapa contoh pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia

  • Energi surya: Pemanfaatan panel surya di Indonesia telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik surya menjadi 9 GW pada 2025.
  • Energi angin: Pemanfaatan energi angin di Indonesia juga sedang meningkat. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik angin menjadi 6 GW pada 2025.
  • Energi air: Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik air menjadi 3 GW pada 2025.
  • Energi geothermal: Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi geothermal yang besar di dunia. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik geothermal menjadi 6 GW pada 2025.
  • Energi biomasa: Pemanfaatan energi biomasa di Indonesia juga sedang meningkat. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik biomasa menjadi 1 GW pada 2025.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan berbagai regulasi dan insentif untuk mendukung pengembangan energi terbarukan, seperti penyediaan lahan, dukungan finansial, dan pengurangan pajak. Namun, masih ada beberapa hambatan yang harus diatasi seperti infrastruktur yang kurang memadai, keterbatasan akses pendanaan, dan masalah regulasi yang masih kompleks.

Next Post Previous Post
1 Comments
  • BorderTekno
    BorderTekno 21/01/23, 23.09

    Materi yang bermanfaat.
    Terima kasih banyak

Add Comment
comment url