Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Apa Itu Pembangkit Listrik Tenaga Air?

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah jenis pembangkit listrik yang memanfaatkan energi potensial air untuk menghasilkan energi listrik. PLTA merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.

PLTA biasanya dibangun di sungai-sungai dengan aliran yang deras atau di daerah curah hujan tinggi.  Oleh karena itu, pembangkit listrik tenaga air sering digunakan sebagai pembangkit alternatif bagi negara-negara yang ingin mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil.


Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Air ditampung di bendungan, menghasilkan energi potensial. Air kemudian dialirkan melalui saluran khusus menuju turbin, mengubah energi potensial menjadi energi kinetik. Turbin yang berputar menggerakkan generator, menghasilkan energi listrik. Listrik didistribusikan ke rumah-rumah dan industri melalui jaringan listrik. 

Besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh PLTA di pengaruhi oleh dua hal, yaitu:

  • Ketinggian Jatuh Air: Semakin tinggi air yang jatuh maka semakin besar energi potensial yang dihasilkan oleh air tersebut.
  • Jumlah Air Jatuh (Debit Air): Semakin banyak air yang mengalir maka akan semakin cepat putaran turbin, semakin cepat putaran turbin maka akan semakin besar daya listrik yang dihasilkan.

Daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

P (kW) = 9,8 H x Q

Dimana : 

P = Tenaga yang dihasilkan (kW) 

H = Tinggi jatuh air (m) 

Q = Debit air (m³/detik)

Daya yang dikeluarkan oleh generator dapat diperoleh dari perkalian efisiensi turbin dan generator dengan daya yang dihasilkan secara teoritis. Daya yang dihasilkan adalah hasil dari perkalian dari tinggi jatuh dan debit air. Maka dari itu keberhasilan pembangkit tenaga listrik tergantung dari usaha untuk mendapatkan tinggi jatuh dan debit air yang efektif.


Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

PLTA dapat di klasifikasikan berdasarkan daya yang dihasilkan, PLTA dapat diimplementasikan baik untuk kegunaan industri atau hanya kegunaan sebagai pembangkit kecil. Berikut adalah gambar data dari klasifikasi PLTA:





Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Pembangkit Listrik Tenaga Air secara umum memiliki beberapa bagian yang digunakan di dalam proses pembangkitan tenaga listrik. Bagian-bagian tersebut di antaranya:


1. Reservoir 

Reservoir ini berfungsi untuk menyimpan atau menaikkan tingkat permukaan air sehingga tinggi jatuh air dapat ditingkatkan yang akan berdampak pada besarnya energi potensial yang diterima oleh turbin.


2. Penstock 

Komponen ini berfungsi untuk mengarahkan aliran air dari bendungan menuju turbin. Penstock umumnya dapat dikonstruksikan dari baja ataupun menggunakan beton sebagai bahan dasarnya.


3. Turbin 

Air yang mengalir melalui saluran pengalir akan menghantam kincir atau turbin, sehingga menciptakan energi kinetik yang memutar turbin tersebut. Turbin dapat berupa turbin Francis, turbin Pelton, atau turbin Kaplan, tergantung pada karakteristik pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan perbedaan tinggi antara air yang masuk dan keluar.


4. Generator

Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik yang disalurkan oleh turbin menjadi energi listrik. Tegangan yang dihasilkan adalah tegangan bolak-balik dengan besar nilai tegangan disesuaikan dengan kebutuhan di setiap tempat.


5. Transformator

Listrik yang dihasilkan dari generator memiliki tegangan rendah, sehingga perlu dinaikkan menggunakan transformator untuk mengubah tegangan listrik menjadi lebih tinggi agar dapat diangkut melalui jaringan transmisi dengan lebih efisien.


6. Jaringan Transmisi

Listrik yang dihasilkan oleh PLTA dikirim melalui jaringan transmisi menuju stasiun pembangkit tenaga listrik (SUTET) dan selanjutnya didistribusikan ke berbagai wilayah untuk digunakan oleh konsumen.


Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Keunggulan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai sumber energi terbarukan mencakup beberapa aspek berikut:

1. Energi Terbarukan

PLTA menggunakan sumber energi air yang terbarukan, seperti sungai, waduk, atau air terjun. Ini berarti sumber energinya tidak terbatas dan dapat diperbaharui secara alami oleh siklus air.


2. Ramah Lingkungan

PLTA merupakan energi bersih karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca dan polusi udara lainnya. Ini membantu mengurangi dampak negatif terhadap perubahan iklim dan lingkungan secara keseluruhan.


3. Biaya Operasional Rendah

Setelah pembangunan selesai, biaya operasional PLTA cenderung rendah karena energi yang digunakan berasal dari sumber alami yang gratis, yaitu air.


4. Stabilitas Pasokan Listrik

PLTA memberikan pasokan listrik yang stabil karena aliran air bisa diatur dan diprediksi dengan baik, mengurangi risiko pemadaman listrik akibat fluktuasi pasokan energi.


5. Fleksibilitas Operasional

PLTA dapat diatur dengan mudah untuk mengatur produksi listrik sesuai dengan permintaan dengan mengatur jumlah air yang mengalir ke turbin.


6. Sumber Listrik Desentralisasi

PLTA dapat dibangun di wilayah terpencil atau pedalaman, memberikan akses listrik yang lebih baik untuk komunitas yang terpencil atau terisolasi.


7. Pemanfaatan Multipurpose

Waduk yang dibentuk oleh PLTA dapat memiliki manfaat ganda, seperti irigasi untuk pertanian, penanganan banjir, pariwisata, dan aktivitas rekreasi air.

Umur Panjang: PLTA memiliki masa hidup yang relatif panjang dan dapat beroperasi selama beberapa dekade dengan perawatan yang tepat.


Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Meskipun PLTA memiliki banyak manfaat, terdapat beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan:


1. Dampak Lingkungan

Pembangunan bendungan untuk PLTA dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan ekosistem sekitar. Bendungan mengubah aliran alami air, mempengaruhi pergerakan dan migrasi hewan air serta reproduksi mereka, yang berpotensi menyebabkan kepunahan beberapa spesies.


2. Menggusur Permukiman

Proyek pembangunan waduk skala besar sering kali menggusur permukiman yang sudah ada sebelumnya. Beberapa kasus bahkan menunjukkan permukiman tenggelam dan berubah menjadi waduk.


3. Biaya Investasi Besar

Biaya untuk membangun bendungan dan PLTA skala besar sangat tinggi, terutama jika terletak di permukiman yang sudah ada.


4. Terpengaruh Perubahan Iklim

PLTA sangat bergantung pada air sebagai sumber energi utama. Perubahan iklim dapat mempengaruhi siklus air, seperti berkurangnya curah hujan dan kekeringan, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja PLTA jika debit air menurun.



Akhir kata


Demikianlah artikel pengenalan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), semoga dapat menjadi referensi dan menambah pengetahuan kita, jangan lupa baca artikel lainnya dari Kelasteknisi.


Sumber Referensi


1. Fajarisman, M. D. (2018, January 1). PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR. http://repository.unpas.ac.id/39556/

2. Dewangga, Y. A., Kholis, N., Baskoro, F., & Haryudo, S. I. (2022). Pengaruh Jumlah Sudu Turbin Air Terhadap Kinerja Generator Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jurnal Teknik Elektro/JTE (Jurnal Teknik Elektro), 11(1), 71–76. https://doi.org/10.26740/jte.v11n1.p71-76
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url