Pengertian Tegangan Listrik dan Klasifikasinya Berdasarkan Standar PLN
Selamat datang di Kelas Teknisi, media edukasi teknik yang membahas dunia kelistrikan secara praktis dan mudah dipahami. Pada artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai tegangan listrik dan klasifikasinya berdasarkan standar yang digunakan di Indonesia maupun internasional.
Pemahaman tentang tegangan listrik sangat penting, terutama bagi teknisi listrik, praktisi industri, maupun pelajar teknik. Selain berhubungan dengan kinerja sistem, pengetahuan ini juga berkaitan erat dengan faktor keselamatan kerja.
Apa Itu Tegangan Listrik?
Tegangan listrik adalah beda potensial listrik antara dua titik dalam suatu rangkaian. Tegangan dilambangkan dengan huruf V dan memiliki satuan Volt (V).
Secara sederhana, tegangan dapat diibaratkan sebagai “dorongan” yang menyebabkan arus listrik dapat mengalir. Semakin besar tegangan, maka semakin besar pula energi yang tersedia untuk memindahkan muatan listrik dari satu titik ke titik lainnya.
Baca juga: Memahami Daya Semu, Daya Nyata, dan Daya Reaktif
Klasifikasi Tegangan Listrik
Berdasarkan PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) dan standar PLN, sistem tegangan listrik diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan berikut:
- Tegangan Ekstra Rendah (TER): < 50 Volt
- Tegangan Rendah (TR): 50 – 1.000 Volt
- Tegangan Menengah (TM): 1 kV – 35 kV
- Tegangan Tinggi (TT): > 35 kV
- Tegangan Ekstra Tinggi (TET): ≥ 275 kV
Di Indonesia, sistem transmisi tenaga listrik umumnya menggunakan tegangan 70 kV dan 150 kV. Untuk transmisi jarak jauh dan kapasitas besar, digunakan tegangan ekstra tinggi 275 kV (misalnya sistem Inalum–Asahan) dan 500 kV untuk sistem Jawa–Bali.
Sementara itu, standar distribusi tegangan menengah PLN adalah 20 kV, dan tegangan rendah yang digunakan di rumah tangga adalah 220/380 Volt.
Baca juga: Rangkaian RLC (Resistif, Induktif, dan Kapasitif)
Perbedaan Standar Tegangan di Berbagai Negara
Perlu diketahui bahwa batasan tegangan tinggi, menengah, maupun rendah dapat berbeda antar negara. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat perkembangan teknologi, jarak transmisi, serta besarnya daya listrik yang disalurkan.
Sebagai contoh, standar tegangan operasi di Eropa, Amerika Serikat, dan Indonesia (PLN) memiliki nilai yang berbeda, meskipun secara prinsip klasifikasinya tetap sama.
Tabel: Standar Tegangan Operasi di Eropa, USA, dan Indonesia
| Klasifikasi Tegangan | Tegangan Operasi | ||
|---|---|---|---|
| Eropa | USA | Indonesia (PLN) | |
| Tegangan Rendah (TR) | 220 / 380 / 650 / 1000 V | 120 / 208 / 600 V | 220 / 380 V |
| Tegangan Menengah (TM) | 5 / 11 / 22 / 33 / 66 kV | 2,4 / 6,9 / 12,47 / 23 / 34,5 / 69 kV | 20 kV |
| Tegangan Tinggi (TT) | 110 / 132 / 156 / 220 kV | 115 / 138 / 161 / 230 kV | 70 / 150 kV |
| Tegangan Ekstra Tinggi (TET) | 275 / 380 / 400 / 800 kV | 287 / 345 / 500 / 765 kV | 275 / 500 kV |
| Tegangan Ultra Tinggi | 1150 kV | - | - |
Tegangan listrik merupakan parameter utama dalam sistem kelistrikan yang menentukan cara kerja, efisiensi, dan tingkat keselamatan suatu instalasi. Dengan memahami klasifikasi tegangan, teknisi dapat memilih peralatan, sistem proteksi, dan metode kerja yang tepat. Semoga bermanfaat!
Baca juga artikel lainnya:

Posting Komentar