Corrective Maintenance: Pengertian, Tujuan, Keuntungan, dan Langkahnya
![]() |
| Gambar Ilustrasi Proses Corrective Maintenance pada Panel Surya |
Corrective maintenance merupakan sebuah aspek kritikal dalam pengelolaan fasilitas dan perawatan mesin. Proses ini dilakukan sebagai tindakan perbaikan terhadap peralatan atau infrastruktur yang telah mengalami kerusakan atau kegagalan dalam beroperasi. Tujuan utama dari corrective maintenance adalah mengembalikan fungsi dari peralatan tersebut ke kondisi normal atau standar operasional.
Pengertian Corrective Maintenance
Corrective maintenance atau yang juga dikenal sebagai breakdown maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki sistem atau peralatan yang mengalami kerusakan. Tujuan utama dari jenis perawatan ini adalah mengembalikan kondisi peralatan yang rusak agar kembali berfungsi seperti semula.
Corrective maintenance umumnya dilakukan ketika teknisi menemukan masalah saat melakukan inspeksi preventive maintenance, atau ketika muncul general work order maupun emergency work order. Pada tahap ini, teknisi akan mengidentifikasi, mengisolasi, dan memperbaiki sumber kerusakan agar mesin, perangkat, atau sistem bisa kembali beroperasi pada kondisi normal.
Tujuan Melakukan Corrective Maintenance
1. Menjaga Ketersediaan Sistem atau Peralatan
2. Meningkatkan Keandalan Sistem atau Peralatan
3. Mengurangi Biaya Operasional
4. Memperpanjang Umur Pakai Sistem atau Peralatan
5. Meningkatkan Kualitas Layanan atau Produk
Langkah-Langkah Melakukan Corrective Maintenance
![]() |
| Gambar Ilustrasi Corrective Maintenance pada jaringan distribusi |
Langkah-langkah dalam melakukan corrective maintenance melibatkan proses yang terstruktur dan teliti untuk memastikan bahwa masalah pada peralatan atau sistem diperbaiki dengan efektif. Berikut adalah penjelasan lebih detail dan jelas mengenai langkah-langkah tersebut:
1. Identifikasi Persoalan
Langkah pertama dalam corrective maintenance adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi pada alat atau sistem. Ini melibatkan pengamatan langsung, pemeriksaan, dan pemahaman terhadap gejala atau tanda-tanda yang mengindikasikan adanya masalah. Identifikasi yang akurat akan memungkinkan proses perbaikan berjalan lebih lancar.
2. Diagnosis
Setelah masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah mendiagnosis penyebab masalah. Ini melibatkan analisis menyeluruh untuk menentukan akar penyebab kegagalan atau kerusakan. Diagnosis yang tepat memungkinkan untuk menentukan solusi perbaikan yang sesuai dan efektif.
3. Perencanaan
Setelah penyebab masalah teridentifikasi, langkah berikutnya adalah merencanakan perbaikan. Ini melibatkan persiapan sumber daya yang diperlukan, termasuk tenaga kerja, peralatan, dan bahan/material yang dibutuhkan. Perencanaan yang baik akan memastikan bahwa perbaikan dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.
4. Eksekusi Perbaikan
Tahap ini melibatkan pelaksanaan pekerjaan perbaikan atau penggantian komponen yang rusak. Tim pemeliharaan akan melaksanakan tindakan yang telah direncanakan untuk memperbaiki masalah yang terjadi. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk memastikan bahwa perbaikan dilakukan dengan benar.
5. Pengujian
Setelah perbaikan selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian untuk memastikan bahwa peralatan kembali beroperasi dengan benar. Ini melibatkan pengujian fungsi peralatan dan memastikan bahwa semua masalah telah diperbaiki. Pengujian yang cermat akan memastikan bahwa peralatan dapat digunakan kembali dengan aman dan efektif.
6. Dokumentasi
Langkah terakhir adalah mencatat semua perubahan dan pekerjaan yang telah dilakukan selama proses corrective maintenance. Dokumentasi ini penting untuk referensi masa depan, termasuk pemantauan kondisi peralatan, analisis kegagalan, dan perencanaan pemeliharaan lebih lanjut. Dokumentasi yang baik akan membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pemeliharaan di masa mendatang.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis, proses corrective maintenance dapat dilakukan dengan efisien dan efektif, memastikan bahwa peralatan atau sistem dapat kembali beroperasi dengan optimal setelah mengalami masalah atau kerusakan.
Keunggulan Corrective Maintenance
Pada dasarnya, preventive maintenance dan corrective maintenance merupakan aspek penting dalam menjaga produktivitas sistem. Namun, corrective maintenance juga memiliki keunggulan tersendiri yang memberikan manfaat bagi perusahaan.
Setelah Anda berhasil mengatasi kerusakan hingga ke akarnya, Anda dapat lebih fokus saat menggunakan sistem tersebut. Selain itu, perawatan ini juga dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk meningkatkan performa mesin.
Berbeda dengan jenis pemeliharaan lainnya, corrective maintenance adalah fleksibel untuk disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak ada keharusan untuk terburu-buru, kecuali dalam keadaan tertentu. Misalnya, jika terjadi kerusakan parah yang membutuhkan perbaikan lebih lanjut, Anda dapat mengambil tindakan yang sesuai tanpa terburu-buru.
Kesimpulan
Meskipun banyak perusahaan bergantung pada preventive maintenance sebagai pendekatan utama, corrective maintenance tetap memiliki sejumlah keunggulan khususnya dalam menangani masalah tak terduga. Dengan pemahaman yang mendalam tentang kapan dan bagaimana melakukannya, corrective maintenance menjadi salah satu pilar penting dalam manajemen operasional modern untuk menjaga kelangsungan bisnis dan produktivitas.


Posting Komentar