Mengenal Corrective Maintenance


Corrective maintenance merupakan sebuah aspek kritikal dalam pengelolaan fasilitas dan perawatan mesin. Proses ini dilakukan sebagai tindakan perbaikan terhadap peralatan atau infrastruktur yang telah mengalami kerusakan atau kegagalan dalam beroperasi. Tujuan utama dari corrective maintenance adalah mengembalikan fungsi dari peralatan tersebut ke kondisi normal atau standar operasional.


Pengertian Corrective Maintenance

Corrective maintenance, atau perawatan korektif, adalah strategi yang dijalankan setelah terjadi kerusakan atau jika ada indikasi bahwa performa peralatan sudah tidak optimal. Berbeda dengan preventive maintenance yang bersifat antisipatif untuk mencegah terjadinya kerusakan, corrective maintenance lebih bersifat reaktif. Proses ini meliputi deteksi masalah, diagnosis, dan kemudian penerapan solusi untuk memperbaiki atau mengganti komponen yang rusak.

Moment terjadinya kerusakan sering kali tidak dapat diprediksi, sehingga penting bagi organisasi atau perusahaan untuk siap melakukan corrective maintenance setiap saat. Situasi-situasi berikut ini biasanya menjadi trigger untuk menjalankan perawatan korektif:


  • Ketika inspeksi rutin menemukan bahwa suatu alat sudah tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
  • Pada saat operator atau pengguna menyadari adanya penurunan performa atau output dari peralatan.
  • Saat sistem monitoring otomatis melaporkan adanya kegagalan atau kesalahan operasional.

Tujuan Melakukan Corrective Maintenance

Berikut adalah tujuan dari corrective maintenance:

1. Menjaga Ketersediaan Sistem atau Peralatan

Dengan melakukan perbaikan setelah terjadi kerusakan atau kegagalan, sistem atau peralatan dapat segera kembali beroperasi, memastikan kelancaran penyediaan manfaat dan layanan yang diharapkan.

2. Meningkatkan Keandalan Sistem atau Peralatan

Corrective maintenance juga bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem atau peralatan dengan memperbaiki atau mengganti komponen yang rusak atau usang, mengurangi risiko kegagalan di masa depan.

3. Mengurangi Biaya Operasional

Melalui corrective maintenance yang tepat dan teratur, biaya operasional dapat dikurangi secara keseluruhan karena sistem atau peralatan akan bekerja efisien tanpa gangguan yang menyebabkan penurunan efisiensi atau biaya tambahan.

4. Memperpanjang Umur Pakai Sistem atau Peralatan

Dengan perbaikan dan pemeliharaan corrective maintenance, umur pakai sistem atau peralatan dapat diperpanjang, mengurangi kebutuhan akan pembelian peralatan baru di masa mendatang.

5. Meningkatkan Kualitas Layanan atau Produk

Corrective maintenance juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan atau produk yang dihasilkan oleh sistem atau peralatan, memastikan sistem atau peralatan bekerja optimal tanpa gangguan yang mempengaruhi kinerjanya.


Langkah-Langkah Melakukan Corrective Maintenance



Langkah-langkah dalam melakukan corrective maintenance melibatkan proses yang terstruktur dan teliti untuk memastikan bahwa masalah pada peralatan atau sistem diperbaiki dengan efektif. Berikut adalah penjelasan lebih detail dan jelas mengenai langkah-langkah tersebut:


1. Identifikasi Persoalan

Langkah pertama dalam corrective maintenance adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi pada alat atau sistem. Ini melibatkan pengamatan langsung, pemeriksaan, dan pemahaman terhadap gejala atau tanda-tanda yang mengindikasikan adanya masalah. Identifikasi yang akurat akan memungkinkan proses perbaikan berjalan lebih lancar.


2. Diagnosis

Setelah masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah mendiagnosis penyebab masalah. Ini melibatkan analisis menyeluruh untuk menentukan akar penyebab kegagalan atau kerusakan. Diagnosis yang tepat memungkinkan untuk menentukan solusi perbaikan yang sesuai dan efektif.


3. Perencanaan

Setelah penyebab masalah teridentifikasi, langkah berikutnya adalah merencanakan perbaikan. Ini melibatkan persiapan sumber daya yang diperlukan, termasuk tenaga kerja, peralatan, dan bahan/material yang dibutuhkan. Perencanaan yang baik akan memastikan bahwa perbaikan dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.


4. Eksekusi Perbaikan

Tahap ini melibatkan pelaksanaan pekerjaan perbaikan atau penggantian komponen yang rusak. Tim pemeliharaan akan melaksanakan tindakan yang telah direncanakan untuk memperbaiki masalah yang terjadi. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk memastikan bahwa perbaikan dilakukan dengan benar.


5. Pengujian

Setelah perbaikan selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian untuk memastikan bahwa peralatan kembali beroperasi dengan benar. Ini melibatkan pengujian fungsi peralatan dan memastikan bahwa semua masalah telah diperbaiki. Pengujian yang cermat akan memastikan bahwa peralatan dapat digunakan kembali dengan aman dan efektif.


6. Dokumentasi

Langkah terakhir adalah mencatat semua perubahan dan pekerjaan yang telah dilakukan selama proses corrective maintenance. Dokumentasi ini penting untuk referensi masa depan, termasuk pemantauan kondisi peralatan, analisis kegagalan, dan perencanaan pemeliharaan lebih lanjut. Dokumentasi yang baik akan membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pemeliharaan di masa mendatang.


Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis, proses corrective maintenance dapat dilakukan dengan efisien dan efektif, memastikan bahwa peralatan atau sistem dapat kembali beroperasi dengan optimal setelah mengalami masalah atau kerusakan.


Keunggulan Corrective Maintenance

Pada dasarnya, preventive maintenance dan corrective maintenance merupakan aspek penting dalam menjaga produktivitas sistem. Namun, corrective maintenance juga memiliki keunggulan tersendiri yang memberikan manfaat bagi perusahaan.


Setelah Anda berhasil mengatasi kerusakan hingga ke akarnya, Anda dapat lebih fokus saat menggunakan sistem tersebut. Selain itu, perawatan ini juga dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk meningkatkan performa mesin.


Berbeda dengan jenis pemeliharaan lainnya, corrective maintenance adalah fleksibel untuk disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak ada keharusan untuk terburu-buru, kecuali dalam keadaan tertentu. Misalnya, jika terjadi kerusakan parah yang membutuhkan perbaikan lebih lanjut, Anda dapat mengambil tindakan yang sesuai tanpa terburu-buru.


Kekurangan Corrective Maintenance

Meskipun memiliki keunggulan, corrective maintenance juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan. Salah satu kekurangannya adalah biaya perbaikan yang cenderung tinggi. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya kerusakan yang tidak terduga dan sulit untuk diantisipasi sebelumnya.


Selain itu, corrective maintenance juga dapat menyebabkan penurunan efisiensi karena sistem harus berhenti beroperasi selama proses perbaikan atau pemeliharaan. Downtime yang tinggi juga dapat terjadi, terutama jika terjadi kerusakan serius yang membutuhkan waktu lama untuk diperbaiki.


Tindakan corrective maintenance juga memiliki risiko menimbulkan kerusakan tambahan, terutama jika perbaikan dilakukan tidak sesuai dengan spesifikasi atau tidak tepat. Kurangnya pengelolaan yang baik juga dapat mengakibatkan kerugian tambahan secara bersamaan.


Kesimpulan

Meskipun banyak perusahaan bergantung pada preventive maintenance sebagai pendekatan utama, corrective maintenance tetap memiliki sejumlah keunggulan khususnya dalam menangani masalah tak terduga. Dengan pemahaman yang mendalam tentang kapan dan bagaimana melakukannya, corrective maintenance menjadi salah satu pilar penting dalam manajemen operasional modern untuk menjaga kelangsungan bisnis dan produktivitas.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url