Sampah Bisa Hasilkan 3 GW Listrik: Mendagri Dorong Pemda Ambil Peran Strategis
![]() |
Sampah Bisa Hasilkan 3 GW Listrik - PPLTSa. (Dok: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung) |
Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Namun, di balik tumpukan limbah yang kian hari kian menggunung, tersimpan potensi energi luar biasa. Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menyoroti pentingnya keterlibatan aktif pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan Waste to Energy atau fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).
Menurut Tito, proyek ini tidak hanya sebagai solusi untuk masalah lingkungan, tapi juga merupakan langkah strategis menuju ketahanan energi nasional. Dalam rapat koordinasi yang berlangsung di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Tito menekankan bahwa pengelolaan sampah bukan sekadar urusan teknis, melainkan proyek masa depan bangsa yang perlu dirancang secara menyeluruh.
Sinergi Hulu-Hilir: Peran Masyarakat dan Pemerintah Daerah
Dalam pengelolaan sampah, Tito menggarisbawahi pentingnya pendekatan dua arah: strategi hulu dan strategi hilir. Strategi hulu menekankan kesadaran masyarakat, terutama dalam memilah dan membuang sampah secara bijak. Budaya memungut sampah bernilai ekonomi, seperti botol plastik, harus terus digalakkan sebagai bagian dari gaya hidup.
Sementara itu, strategi hilir menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Tito menegaskan, penyediaan fasilitas seperti bak penampungan dan kendaraan pengangkut sampah harus segera dipenuhi. Dengan infrastruktur yang memadai, proses pemindahan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau fasilitas PSEL akan menjadi lebih efisien dan terkelola dengan baik.
Potensi Listrik 3 GW: Sampah Tak Lagi Sekadar Limbah
Di sisi lain, Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, mengungkap fakta mencengangkan: Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan hingga 3 gigawatt (GW) listrik dari sampah. Angka tersebut berasal dari proyeksi pemanfaatan sekitar 1,7 miliar ton sampah yang tersebar di berbagai wilayah tanah air.
Eniya menyampaikan bahwa skenario ini akan dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) agar pelaku usaha dan pengembang proyek PSEL mendapatkan kemudahan. Dengan pendekatan yang terstruktur dan insentif yang tepat, Indonesia bisa mewujudkan mimpi besar memanfaatkan sampah sebagai sumber energi berkelanjutan.
Efisiensi Skala Besar: Kunci Sukses Proyek PSEL
Menurut Eniya, proyek pengolahan sampah akan jauh lebih efisien bila dijalankan dalam skala besar. Fasilitas yang mampu mengolah 1.000 ton sampah per hari, misalnya, akan menghasilkan listrik dengan harga lebih kompetitif dibandingkan dengan sistem kecil yang tersebar. Semakin besar kapasitasnya, semakin optimal pula hasil yang dicapai.
Namun, ia mengingatkan bahwa perhitungan keekonomian proyek ini masih dalam proses evaluasi menyeluruh. Pemerintah tengah merancang agar proyek-proyek PSEL dapat terintegrasi dan tidak terfragmentasi. Hal ini bertujuan agar pengelolaan energi dari sampah tidak hanya menjadi solusi lokal, tapi juga menjadi kebijakan nasional yang mampu meringankan beban anggaran negara.
Kesimpulan
Gagasan bahwa sampah bisa hasilkan 3 GW listrik bukanlah isapan jempol belaka. Di balik masalah lingkungan yang selama ini dianggap beban, justru tersimpan peluang besar bagi masa depan energi Indonesia. Pemerintah pusat telah menunjukkan komitmennya, kini saatnya pemerintah daerah turun tangan lebih serius.
Dukungan semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, menjadi penentu keberhasilan proyek ini. Bila dikelola dengan benar, sampah bukan lagi sekadar limbah, melainkan aset berharga yang bisa menggerakkan roda energi negeri. Mari jadikan sampah sebagai solusi, bukan sekadar masalah.