Mengenal 5 Bahasa Pemrograman PLC

Bahasa Pemrograman PLC - Sobat teknisi lagi belajar tentang materi ini? Kebetulan banget, nih! Pasalnya, dalam artikel ini saya mau mengajak Anda semua buat membahas bahasa pemrograman PLC. Yuk simak artikel ini sampai selesai!


Ada 5 jenis bahasa Pemrograman PLC yang semuanya merupakan bagian dari IEC (International Electrotechnical Commission) 61131-3 Standar Internasional. Menurut standar ini terdapat lima jenis yang berbeda di antaranya adalah:


  1. Diagram Tangga (LD)
  2. Diagram Blok Fungsi (FBD)
  3. Teks Terstruktur (ST)
  4. Daftar Instruksi (IL)
  5. Bagan Fungsi Sekuensial (SFC)

 

Diatas adalah lima jenis bahasa pemrograman PLC sering digunakan tetapi di antara semuanya, Ladder Diagram (LD) adalah yang paling populer. Berikut ini adalah penjelasan dari 5 bahasa pemprograman PLC


1. Ladder Diagram (LD)

Bahasa pemrograman PLC yang paling umum digunakan adalah Ladder Logic Diagram. Alasan utama popularitasnya adalah karena Ladder Logic Diagram sangat mirip dengan Relay Logic Diagram.

Ketika PLC pertama kali diperkenalkan, perancang sistem menemukan cara untuk memanfaatkan pengetahuan yang sudah dimiliki dari perancang Sistem Kontrol Relay untuk memprogram PLC.

Alasan lainnya adalah bahwa para pemrogram PLC cenderung lebih suka mendefinisikan tindakan dalam konteks kontak, yang merupakan sistem kontrol yang umum digunakan sebelum adanya PLC.


Kelebihan:

  • Mudah Dipahami: Ladder Diagram menggunakan simbol-simbol seperti rangkaian listrik, sehingga mudah dipahami oleh mereka yang memiliki latar belakang di bidang elektrik.
  • Standarisasi: Sebagai bahasa yang cukup tua dan luas digunakan, banyak standar industri otomatisasi telah mengadopsi format ini.

Kekurangan:

  • Keterbatasan Kompleksitas: Untuk program yang sangat kompleks, menggunakan Ladder Diagram bisa menjadi cukup rumit dan sulit untuk diubah atau diperbaiki.
  • Tidak Fleksibel: Dalam melakukan perubahan logika yang kompleks, Ladder Diagram tidak sefleksibel bahasa pemrograman lainnya.

2. Function Block Diagram (FBD)

Function Block Diagram (FBD) atau dalam bahasa Indonesia diagram blok fungsi adalah cara sederhana pemrograman PLC yang mana ada “Blok fungsi” (karenanya namanya) tersedia dalam perangkat lunak pemrograman.


Kelebihan:

  • Visualisasi Logika: FBD memungkinkan pemrogram untuk membuat blok-blok fungsi logika yang kemudian dapat dengan mudah dihubungkan dalam diagram, meningkatkan kejelasan dalam desain.
  • Reusability: Block yang telah dibuat dapat digunakan kembali dalam proyek lain, menghemat waktu dan sumber daya.

Kekurangan:

  • Kurva Pembelajaran: Bagi pemula, mungkin memerlukan waktu tambahan untuk mempelajari bagaimana cara merakit blok fungsi yang beragam.
  • Terbatas pada Logika Blok: Tidak semua jenis logika atau algoritma dapat diterjemahkan dengan baik dalam bentuk block diagram.


3. Structured Text (ST)

Teks terstruktur merupakan bahasa tingkat tinggi yang dikembangkan khusus untuk pengendalian industri, sering kali dalam bahasa C atau PASCAL. Jika Anda memiliki pengalaman dalam pemrograman C, Anda akan mengenali kesamaannya.

Bahasa teks terstruktur ditulis sebagai rangkaian pernyataan yang diakhiri dengan tanda titik koma, sebagaimana dalam C. Pernyataan-pernyataan ini didefinisikan oleh perpustakaan bahasa dan mempermudah pengaturan hubungan input-output dalam program.


Kelebihan:

  • Kemiripan dengan Bahasa Tingkat Tinggi: ST mirip dengan bahasa seperti Pascal/C, menjadikannya menarik bagi programmer yang sudah familiar dengan pemrograman komputer umum.
  • Cocok untuk Algoritma Kompleks: Dengan sintaksis mirip bahasa tingkat tinggi, lebih mudah untuk menulis kontrol proses yang kompleks.

Kekurangan:

  • Tidak Secara Visual: Berbeda dengan LD atau FBD, ST tidak menawarkan pandangan visual terhadap proses kontrol sehingga mungkin tidak intuitif bagi beberapa teknisi.
  • Membutuhkan Pemahaman Coding: Pengguna harus memiliki pemahaman dasar tentang konsep pemrograman.

4. Instruction List (IL)

Instruction List lebih kompleks karena menggunakan bahasa level yang lebih rendah.

Dalam konteks pemrograman, bahasa tingkat rendah mengacu pada bahasa yang lebih mendekati bahasa mesin (representasi dalam bentuk angka 1 dan 0) dan perintahnya mirip dengan instruksi mikroprosesor. Di sisi lain, bahasa tingkat tinggi lebih dekat dengan pengguna karena menggunakan nama fungsi atau grafis, yang membuatnya lebih mudah dimengerti.

Kelebihan:

  • Struktur yang Jelas: Sebuah Instruction List (IL) memiliki struktur yang sangat jelas dan terorganisir, memudahkan pembaca untuk mengikuti langkah demi langkah tanpa kehilangan konteks.
  • Mudah Diikuti: Langkah-langkah dalam IL biasanya dirancang menyeluruh sehingga pengguna dapat mengikuti proses tanpa harus memiliki pengetahuan mendalam sebelumnya.
  • Kematangan Teknis: IL sering kali dikembangkan oleh para ahli, menjamin bahwa informasi yang disajikan akurat dan dapat diandalkan.
  • Efisiensi waktu: Menggunakan IL dapat menghemat waktu karena menghindari metode trial-and-error; penggunanya dapat langsung melakukan tugas dengan benar.
  • Pengukuran Hasil: Menerapkan IL dapat membantu dalam memastikan hasil yang konsisten dan berkualitas, karena setiap langkah telah ditentukan dengan tepat.
  • Dokumentasi yang Baik: IL adalah bentuk dokumentasi yang baik, memberikan panduan tertulis yang bisa dijadikan referensi di masa datang.

 

Kekurangan:

  • Tidak Fleksibel: IL mungkin tidak menyediakan ruang untuk kreativitas atau adaptasi dengan situasi yang tidak terduga karena bersifat sangat preskriptif.
  • Ketergantungan Berlebih: Penggunaan IL secara rutin dapat membuat seseorang terlalu bergantung pada instruksi yang diberikan dan kurang mengasah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri.
  • Outdated Information: Jika tidak diperbaharui secara berkala, IL dapat cepat menjadi usang mengingat perkembangan teknologi dan metodologi yang cepat.
  • Kompleksitas Tinggi: Untuk tugas-tugas yang sangat kompleks, IL dapat menjadi panjang dan sulit dipahami, sehingga membuat pengguna merasa kewalahan.
  • Miskomunikasi: Kesalahan penulisan atau penyampaian dalam IL bisa menyebabkan misinterpretasi dan kebingungan pada pengguna.
  • Aksesibilitas: Terkadang IL tidak tersedia dalam berbagai format atau bahasa, yang bisa membatasi akses untuk beberapa pengguna.

5. Sequential Function Chart (SFC)

Sequential Function Chart adalah diagram grafis yang menggambarkan setiap fungsi dalam sistem kontrol PLC secara berurutan.

Diagram Sequential Function Chart adalah cara visual untuk menggambarkan operasi sistem dengan menunjukkan urutan langkah-langkah yang terlibat dalam proses tersebut.


Kelebihan:

  • Strukturisasi Proses: SFC sangat cocok untuk menggambarkan alur kerja proses sekuen dan dapat dengan mudah membantu dalam visualisasi serta penelusuran alur proses.
  • Mudah Diubah dan Diupdate: Menambah atau mengubah langkah dalam sequence menjadi lebih sederhana dengan SFC.

Kekurangan:

  • Tidak Optimal untuk Prosedur Kontinyu: SFC kurang sesuai untuk tugas-tugas yang memerlukan kontrol kontinu karena lebih difokuskan pada transisi antar langkah.
  • Kemampuan Analisis Terbatas: Selama fase desain, mungkin sulit untuk melakukan analisis mendetail tentang perilaku sistem dengan hanya menggunakan SFC.

Baca juga: 35+ Protokol Komunikasi PLC Yang Sering Digunakan


Setiap bahasa pemrograman PLC memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, serta cocok untuk jenis aplikasi tertentu. Pemilihan bahasa pemrograman yang tepat akan sangat bergantung pada kebutuhan spesifik dari sistem yang akan dikontrol dan preferensi pengguna. Semoga materi ini bermanfaat.

 

Next Post Previous Post
2 Comments
  • TeknoKu
    TeknoKu 21/01/23, 22.40

    Materi yang bermanfaat tentang bahasa pemrograman plc.
    Terima kasih banyak

    • Randra Agustio Efryansah
      Randra Agustio Efryansah 22/01/23, 23.02

      Siap, semoga bermanfaat

Add Comment
comment url