Macam-Macam Komponen Elektronika dan Simbolnya

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana semua perangkat elektronik yang kita gunakan sehari-hari, dari smartphone canggih hingga lampu LED sederhana, dapat berfungsi dengan baik? Rahasianya terletak pada komponen elektronika yang saling bekerja sama membentuk sebuah sistem. Memahami berbagai jenis komponen ini adalah langkah awal yang krusial bagi siapa saja yang ingin mendalami dunia elektronika, baik untuk hobi maupun karier.

Artikel ini akan membawa Anda menyelami dunia komponen elektronika, membedah peran dan fungsinya, serta mengenali jenis-jenisnya yang paling umum. Kami akan membaginya menjadi dua kategori besar: komponen pasif yang tidak memerlukan daya eksternal, dan komponen aktif yang justru membutuhkan daya untuk menjalankan fungsinya. Siap untuk menjelajah? Mari kita mulai!

Mengenal Standar Simbol Elektronika

Simbol elektronika digunakan sebagai representasi visual untuk memudahkan pemahaman rangkaian dalam skema elektronik. Simbol-simbol ini telah distandardisasi oleh lembaga internasional, seperti ANSI (American National Standards Institute), IEEE (The Institute of Electrical and Electronics Engineers), dan IEC (International Electrotechnical Commission), sehingga seragam dan mudah dipahami di seluruh dunia. Berikut adalah penjelasan mendetail mengenai macam-macam komponen elektronika yang umum dijumpai yaitu komponen elektronika pasif dan aktif.



Baca juga: Jenis-Jenis Sistem Pentanahan (Grounding) Berdasarkan Standar IEEE


Komponen Pasif: Pengatur Aliran Listrik Tanpa Daya Tambahan

Komponen pasif adalah tulang punggung dari setiap sirkuit elektronik. Mereka tidak membutuhkan sumber daya listrik eksternal untuk beroperasi, melainkan bekerja dengan memanipulasi arus dan tegangan dalam rangkaian. Bayangkan mereka sebagai "pengatur lalu lintas" yang memastikan listrik mengalir sesuai dengan yang diinginkan.

Fungsi utama komponen pasif adalah mengendalikan, menyimpan, atau menghambat energi listrik. Tanpa kehadiran mereka, sirkuit akan menjadi kacau dan tidak terkontrol. Dari sekian banyak komponen pasif, ada beberapa yang paling sering Anda jumpai dalam berbagai perangkat elektronik.

1. Resistor: Pengendali Arus Utama

Resistor adalah komponen fundamental yang bertugas "menghambat" atau membatasi aliran arus listrik dalam sebuah sirkuit. Ibarat keran air, resistor mengatur seberapa banyak air (arus listrik) yang boleh mengalir. Nilai hambatannya diukur dalam satuan ohm (Ω) dan sangat vital untuk menjaga stabilitas sirkuit serta melindungi komponen lain dari kelebihan arus.

Jenis resistor sangat beragam, mulai dari yang nilainya tetap hingga yang bisa diubah-ubah. Pemilihan jenis resistor yang tepat sangat menentukan kinerja dan keandalan sistem elektronik yang Anda bangun. Bentuk fisiknya umumnya tabung kecil, dan ukurannya bisa bervariasi tergantung kapasitas dayanya.

Jenis-Jenis Resistor

Resistor terbagi menjadi beberapa kategori utama berdasarkan karakteristik dan aplikasinya:

  • a. Resistor Tetap (Fixed Resistor) Resistor jenis ini memiliki nilai resistansi yang konstan dan tidak dapat diubah secara manual. Mereka sering digunakan dalam aplikasi yang memerlukan hambatan stabil dan presisi. Contoh umum termasuk resistor komposisi karbon, film karbon, dan film logam, yang masing-masing menawarkan karakteristik kinerja yang berbeda.

    Resistor tetap adalah pilihan ideal untuk sirkuit di mana nilai hambatan tidak perlu disesuaikan. Mereka sangat andal dan tersedia dalam berbagai toleransi, memastikan akurasi yang tinggi dalam perancangan sirkuit.

  • b. Resistor Variabel (Variable Resistor) Berbeda dengan resistor tetap, resistor variabel memungkinkan pengguna untuk mengubah nilai resistansinya secara manual. Ini memberikan fleksibilitas dalam mengatur parameter sirkuit secara dinamis. Potensiometer adalah contoh paling populer yang sering kita temukan pada pengatur volume audio atau peredup cahaya.

    Selain potensiometer, ada juga rheostat yang umumnya digunakan untuk mengontrol arus tinggi, dan trimpot yang merupakan potensiometer mini untuk penyesuaian presisi dalam sirkuit. Kemampuan untuk mengubah resistansi ini menjadikan resistor variabel sangat berguna dalam berbagai aplikasi kontrol.

  • c. Termistor (Thermistor) Termistor adalah resistor khusus yang sensitif terhadap perubahan suhu. Ada dua jenis utama: NTC (Negative Temperature Coefficient), di mana resistansi menurun seiring kenaikan suhu; dan PTC (Positive Temperature Coefficient), di mana resistansi meningkat seiring kenaikan suhu.

    Berkat sifat uniknya ini, termistor sering dimanfaatkan dalam sistem kontrol suhu, sensor suhu, dan perlindungan termal untuk mencegah komponen elektronik dari panas berlebih. Mereka adalah komponen kunci dalam perangkat yang membutuhkan respons terhadap perubahan lingkungan.

  • d. LDR (Light Dependent Resistor) LDR, atau resistor yang bergantung pada cahaya, adalah komponen yang resistansinya berubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Saat terkena cahaya, resistansinya akan menurun drastis, sedangkan dalam kondisi gelap, resistansinya akan meningkat secara signifikan.

    Komponen ini sangat populer dalam aplikasi otomatisasi berbasis cahaya, seperti lampu jalan yang menyala otomatis saat gelap, atau sebagai sensor cahaya pada kamera dan fotometer. LDR memungkinkan perangkat untuk "merespons" lingkungan cahayanya.

2. Kapasitor: Penyimpan Muatan Listrik

Kapasitor adalah komponen elektronik yang memiliki kemampuan unik untuk menyimpan muatan listrik. Bayangkan kapasitor seperti baterai mini yang dapat mengisi dan melepaskan energi dengan cepat. Strukturnya terdiri dari dua lempeng konduktor yang terpisah oleh material isolator yang disebut dielektrik.

Ketika kapasitor dihubungkan ke sumber tegangan, satu lempeng akan mengumpulkan muatan positif dan lempeng lainnya mengumpulkan muatan negatif, menciptakan medan listrik di antara keduanya. Meskipun menyimpan muatan, secara keseluruhan kapasitor tetap netral. Kapasitor sangat penting dalam filter, perataan tegangan, dan aplikasi waktu.

Jenis-Jenis Kapasitor

Beragam jenis kapasitor tersedia, masing-masing dengan karakteristik dan aplikasi yang berbeda:

  • a. Kapasitor Poliester Kapasitor ini mudah dikenali dari bentuknya yang kotak pipih menyerupai permen, dengan warna khas merah, hijau, atau cokelat. Menggunakan poliester sebagai bahan dielektrik, kapasitor ini tidak memiliki polaritas, artinya pemasangannya tidak perlu memperhatikan kutub positif atau negatif.

    Dengan toleransi sekitar 5-10%, kapasitor poliester sering digunakan dalam sirkuit audio dan aplikasi umum lainnya di mana stabilitas dan biaya menjadi pertimbangan.

  • b. Kapasitor Mika Sesuai namanya, kapasitor ini menggunakan mika sebagai bahan isolator dielektrik. Kapasitor mika dikenal memiliki stabilitas tinggi, kerugian dielektrik yang rendah, dan kinerja yang sangat baik pada frekuensi tinggi.

    Karakteristik ini menjadikannya pilihan ideal untuk sirkuit yang beroperasi pada frekuensi tinggi, seperti dalam perangkat radio dan aplikasi RF (Radio Frekuensi).

  • c. Kapasitor Elektrolit Kapasitor elektrolit, atau sering disingkat "elco", umumnya berbentuk tabung silinder dan merupakan kapasitor yang memiliki polaritas. Artinya, Anda harus sangat berhati-hati dalam pemasangannya, memastikan kutub positif terhubung ke tegangan positif dan negatif ke tegangan negatif.

    Kesalahan pemasangan polaritas dapat menyebabkan kapasitor rusak bahkan meledak, terutama jika kapasitasnya besar. Mereka sering digunakan untuk meratakan tegangan pada catu daya dan aplikasi filter frekuensi rendah.

  • d. Kapasitor Kertas Kapasitor kertas dibuat dengan menggulung lembaran timah atau perak tipis yang dipisahkan oleh kertas sebagai dielektrik. Kapasitor ini juga dikenal dengan nama "padder".

    Meskipun kurang umum dalam perangkat modern dibandingkan jenis lain, kapasitor kertas masih ditemukan dalam beberapa aplikasi vintage dan sirkuit khusus.

  • e. Kapasitor Tantalum Kapasitor tantalum menawarkan kapasitas yang luas dalam ukuran yang sangat kompak, serta memiliki toleransi yang baik terhadap perubahan suhu. Fitur-fitur ini menjadikannya pilihan favorit dalam perangkat elektronik portabel dan berteknologi tinggi.

    Anda akan sering menemukan kapasitor tantalum di dalam laptop, smartphone, dan perangkat digital lainnya di mana ruang terbatas dan kinerja stabil sangat diperlukan.

  • f. Kapasitor Variabel Kapasitor variabel adalah jenis kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah sesuai kebutuhan, memungkinkan penyesuaian halus dalam sirkuit. Ada dua jenis utama:

    Varko (Variable Condenser): Biasanya berbentuk kotak dengan rentang kapasitas 100-500 pF. Varko sering ditemukan pada radio tuner untuk mengatur frekuensi penyiaran. Trimmer: Memiliki poros kecil yang diatur menggunakan obeng khusus untuk penyesuaian presisi. Trimmer digunakan dalam sirkuit yang memerlukan penyetelan halus, seperti pada osilator atau filter.

3. Induktor: Penyimpan Energi dalam Medan Magnet

Induktor, sering juga disebut kumparan atau koil, adalah komponen pasif yang berfungsi untuk menyimpan energi dalam bentuk medan magnet ketika arus listrik mengalir melaluinya. Komponen ini umumnya terbuat dari kawat yang dililitkan membentuk kumparan di sekitar inti, yang bisa berupa udara, ferit, atau besi.

Prinsip kerja induktor didasarkan pada induksi elektromagnetik, di mana perubahan arus listrik menghasilkan tegangan yang berlawanan arah dengan perubahan tersebut. Semakin besar jumlah lilitan atau semakin kuat arus yang mengalir, semakin kuat pula medan magnet yang dihasilkan. Induktor sering digunakan dalam filter frekuensi, sirkuit resonansi, dan konverter daya.

Komponen Aktif: Jantung Elektronika yang Memproses Sinyal

Berbeda dengan komponen pasif, komponen aktif mutlak memerlukan sumber daya eksternal untuk dapat berfungsi. Mereka adalah "otak" dan "otot" dalam sirkuit elektronik, bertugas memproses, memperkuat, dan mengendalikan sinyal listrik. Tanpa komponen aktif, perangkat elektronik modern tidak akan bisa menjalankan fungsi kompleks seperti komputasi atau amplifikasi suara.

Kehadiran komponen aktiflah yang memungkinkan revolusi teknologi yang kita alami saat ini. Dari mikroprosesor yang rumit hingga dioda pemancar cahaya yang sederhana, setiap komponen aktif memainkan peran krusial dalam mengubah sinyal menjadi fungsionalitas.

1. Dioda: Katup Satu Arah untuk Arus Listrik

Dioda adalah komponen semikonduktor yang memiliki kemampuan unik untuk mengalirkan arus listrik hanya dalam satu arah. Bayangkan dioda sebagai katup satu arah pada pipa air; ia hanya membiarkan air mengalir ke satu arah (dari anoda ke katoda) dan memblokir aliran dari arah sebaliknya.

Fungsi ini menjadikan dioda sangat penting dalam berbagai aplikasi, terutama untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC), yang dikenal sebagai proses penyearahan. Dioda menjadi jembatan antara dunia listrik AC dan DC yang digunakan oleh sebagian besar perangkat elektronik.

Jenis-Jenis Dioda dan Fungsinya

Dioda hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran, masing-masing dengan fungsi khusus:

  • a. Dioda Biasa (Penyearah) Terbuat dari silikon, dioda jenis ini adalah yang paling umum dan berfungsi sebagai penyearah utama. Mereka esensial dalam catu daya untuk mengubah listrik AC dari stopkontak rumah menjadi DC yang dibutuhkan perangkat elektronik.

    Keandalan dan efisiensinya menjadikan dioda penyearah sebagai fondasi dalam banyak sirkuit elektronik.

  • b. Dioda Zener Dioda Zener dirancang untuk mempertahankan tegangan konstan melintasi terminalnya setelah mencapai tegangan "breakdown" tertentu, yang disebut tegangan Zener. Mereka berfungsi sebagai pengaman sirkuit atau regulator tegangan.

    Jika tegangan pada sirkuit melebihi nilai Zener, dioda ini akan membuang kelebihan tegangan, melindungi komponen lain dari kerusakan.

  • c. LED (Light Emitting Diode) Meskipun dibahas lebih lanjut di bagian komponen aktif, LED pada dasarnya adalah dioda yang memancarkan cahaya ketika dialiri arus listrik. Mereka menghasilkan cahaya monokromatik dan sangat efisien energi.

    LED telah merevolusi industri pencahayaan dan indikator, dari lampu lalu lintas hingga layar smartphone.

  • d. Dioda Foto (Photodiode) Dioda foto adalah dioda yang sensitif terhadap cahaya. Ketika terkena cahaya, resistansinya menurun, memungkinkan arus mengalir. Mereka berfungsi sebagai sensor cahaya yang mengubah energi cahaya menjadi sinyal listrik.

    Aplikasi utamanya meliputi detektor cahaya, sensor optik, dan sistem komunikasi serat optik.

  • e. SCR (Silicon Controlled Rectifier) SCR adalah jenis dioda daya yang dapat dikontrol dan berfungsi sebagai saklar elektronik. Mereka dapat menghantarkan arus dalam satu arah setelah dipicu oleh sinyal kecil pada gerbangnya, dan akan tetap menghantarkan hingga arus dihentikan.

    SCR sering digunakan dalam aplikasi kontrol daya tinggi seperti regulator kecepatan motor dan sirkuit penggerak.

  • f. Dioda Laser (Laser Diode) Sering disingkat LD, dioda laser memancarkan cahaya laser (cahaya terfokus dan koheren) ketika dialiri arus. Mereka adalah komponen kunci dalam pemutar CD/DVD/Blu-ray, printer laser, dan sistem komunikasi serat optik.

    Kemampuannya untuk menghasilkan cahaya yang presisi menjadikannya tak tergantikan dalam banyak teknologi modern.

  • g. Dioda Schottky Dioda Schottky memiliki tegangan forward yang sangat rendah dan waktu switching yang sangat cepat. Ini berarti mereka mengalami kehilangan daya yang lebih sedikit saat menghantarkan arus dan dapat merespons perubahan sinyal dengan sangat cepat.

    Mereka ideal untuk aplikasi frekuensi tinggi dan catu daya switching yang efisien.

  • h. Dioda Varaktor (Varactor Diode) Dioda varaktor, juga dikenal sebagai varicap, memiliki kapasitas yang dapat berubah sesuai dengan tegangan terbalik yang diberikan padanya. Semakin besar tegangan terbalik, semakin kecil kapasitasnya.

    Fitur ini sangat berguna dalam rangkaian tuner frekuensi, osilator, dan filter yang dapat disetel secara elektronik.

2. LED (Light Emitting Diode): Cahaya dari Semikonduktor

LED atau Light Emitting Diode adalah salah satu komponen aktif yang paling revolusioner di era modern. Berbeda dengan bohlam pijar yang menghasilkan cahaya dari filamen panas, LED menghasilkan cahaya melalui proses elektroluminesensi dalam material semikonduktornya. Bentuknya kecil, efisien, dan mampu memancarkan berbagai warna cahaya, dari merah, hijau, biru, hingga inframerah yang tak terlihat mata.

Keunggulan utama LED adalah efisiensi energi yang tinggi, umur pakai yang panjang, dan kemampuannya untuk beroperasi tanpa menghasilkan panas berlebih. Ini menjadikannya pilihan utama untuk penerangan, indikator, dan tampilan visual dalam berbagai perangkat, dari lampu rumah tangga hingga layar ponsel Anda.

Jenis-Jenis LED dan Fungsinya

Inovasi dalam teknologi LED terus berkembang, menghasilkan berbagai jenis dengan aplikasi spesifik:

  • a. Super Flux LED Dikenal juga sebagai Piranha LED, jenis ini memiliki empat pin yang memungkinkan pembuangan panas yang lebih baik dan pemasangan yang lebih stabil. Mereka dirancang untuk menghasilkan keluaran cahaya yang tinggi dan memiliki sudut pandang yang lebar.

    Karena ukurannya yang kecil, ketahanan, dan kecerahannya, Super Flux LED sering digunakan dalam aplikasi otomotif (misalnya, lampu rem, lampu sein) dan lampu sinyal.

  • b. Bicolor LED Seperti namanya, Bicolor LED dapat memancarkan dua warna cahaya yang berbeda dari satu kemasan. Ini dicapai dengan menggabungkan dua chip LED yang berbeda dalam satu lensa, dan warna yang dipancarkan bergantung pada polaritas atau konfigurasi arus yang diberikan.

    Mereka sangat populer sebagai lampu indikator yang memberikan informasi status ganda, seperti pada panel kontrol, mainan anak-anak, atau sebagai indikator speedometer yang dapat berubah warna.

  • c. Surface Mount Device (SMD) LED SMD LED adalah jenis LED yang dirancang untuk dipasang langsung ke permukaan papan sirkuit (Surface Mount Technology - SMT) tanpa melalui lubang. Mereka berbentuk persegi panjang kecil tanpa kabel, memungkinkan ukuran perangkat menjadi lebih ringkas.

    Efisiensi ruang dan kemampuannya untuk dipasang secara otomatis menjadikannya sangat populer dalam layar monitor, televisi, lampu latar perangkat portabel, dan strip LED fleksibel.

3. Transistor: Saklar dan Penguat Elektronik

Transistor adalah salah satu penemuan terpenting dalam sejarah elektronika, yang mengubah dunia secara fundamental. Komponen semikonduktor ini berfungsi sebagai saklar elektronik yang sangat cepat dan sebagai penguat sinyal. Bayangkan ia sebagai katup yang dapat mengontrol aliran arus listrik yang besar hanya dengan sinyal kontrol yang sangat kecil.

Transistor bertanggung jawab atas kemampuan perangkat elektronik modern untuk melakukan komputasi, amplifikasi suara, dan berbagai fungsi kontrol. Tanpa transistor, komputer modern tidak akan pernah ada dalam bentuknya yang sekarang. Mereka adalah blok bangunan dasar dari hampir setiap sirkuit digital dan analog.

Jenis-Jenis Transistor

Transistor hadir dalam beberapa arsitektur utama, masing-masing dengan karakteristik dan aplikasinya sendiri:

  • a. Transistor Bipolar Junction (BJT) BJT adalah jenis transistor paling awal dan masih banyak digunakan. Mereka mengontrol arus yang lebih besar antara dua terminal (kolektor dan emitor) dengan menggunakan arus yang sangat kecil pada terminal ketiga (basis). BJT terbagi menjadi dua tipe: NPN (arus mengalir dari kolektor ke emitor) dan PNP (arus mengalir dari emitor ke kolektor).

    BJT sangat populer dalam aplikasi penguat sinyal audio, saklar digital, dan sebagai bagian dari sirkuit terpadu.

  • b. Transistor Efek Medan (FET) FET mengontrol aliran arus melalui medan listrik, bukan arus kontrol seperti pada BJT. Ini membuat mereka memiliki impedansi input yang sangat tinggi, yang berarti mereka tidak menarik banyak arus dari sinyal kontrol. Jenis-jenis FET yang umum adalah JFET (Junction FET) dan MOSFET (Metal-Oxide-Semiconductor FET).

    MOSFET, khususnya, sangat dominan dalam sirkuit terpadu digital seperti mikroprosesor dan memori, berkat ukurannya yang kecil dan efisiensi daya.

  • c. Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT) IGBT adalah "hybrid" yang menggabungkan keunggulan BJT dan FET. Mereka menawarkan impedansi input tinggi seperti FET (sehingga mudah dikendalikan) dan kemampuan penanganan arus tinggi seperti BJT. Kombinasi ini menjadikannya ideal untuk aplikasi daya tinggi.

    IGBT banyak digunakan dalam inverter daya, sistem kontrol motor, catu daya switching, dan aplikasi industri lainnya yang membutuhkan efisiensi dan keandalan tinggi.

4. IC (Integrated Circuit): Seluruh Sirkuit dalam Satu Chip

Integrated Circuit (IC), atau lebih dikenal sebagai chip, adalah mahakarya miniaturisasi dalam dunia elektronika. Bayangkan ribuan, jutaan, bahkan miliaran transistor, resistor, dan kapasitor yang dikemas dalam satu keping kecil material semikonduktor. IC bukan sekadar satu komponen, melainkan sebuah sirkuit elektronik lengkap yang terintegrasi.

IC adalah alasan mengapa perangkat elektronik modern bisa menjadi sangat kecil, bertenaga, dan efisien. Dari mikroprosesor di komputer Anda hingga chip memori di smartphone, IC adalah "otak" di balik hampir semua teknologi digital yang kita gunakan. Mereka memungkinkan kompleksitas yang tak terbayangkan sebelumnya dalam ruang yang sangat terbatas.

IC telah merevolusi industri dengan memungkinkan pengembangan komputer pribadi, ponsel pintar, perangkat IoT, dan berbagai inovasi lain yang membentuk dunia digital kita. Kemampuan untuk mengintegrasikan begitu banyak fungsi dalam satu chip kecil adalah inti dari kemajuan teknologi modern.

5. Saklar (Switch): Pengendali Aliran Manual

Saklar (Switch) adalah komponen yang mungkin paling akrab bagi kita, meskipun seringkali terlupakan perannya. Saklar adalah komponen yang berfungsi untuk membuka atau menutup jalur aliran arus listrik dalam suatu rangkaian secara manual. Ia tidak memproses atau mengubah sinyal listrik, melainkan hanya bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan atau memutuskan aliran.

Meskipun sederhana, saklar adalah pengendali fundamental yang memungkinkan kita untuk menghidupkan atau mematikan perangkat, memilih mode operasi, atau mengarahkan sinyal. Keberadaan saklar menjadikan perangkat elektronik dapat dioperasikan dan dikendalikan oleh pengguna dengan mudah.

Mengapa Memahami Komponen Elektronika Itu Penting?

Memahami fungsi dan cara kerja setiap komponen elektronika memberikan banyak manfaat, terutama bagi Anda yang ingin mengembangkan keterampilan di bidang listrik dan elektronika. Tidak hanya meningkatkan pemahaman teknis, namun juga membantu Anda memahami mekanisme perbaikan dan perawatan perangkat.

Dengan pemahaman mendalam mengenai komponen-komponen ini, Anda dapat lebih mudah mendiagnosis masalah atau bahkan merakit perangkat baru sesuai kebutuhan.


Jika kamu punya pertanyaan seputar artikel yang Kelasteknisi.com tulis atau butuh konsultasi terkait komponen elektronika, jangan ragu untuk menghubungi kami lewat Instagram atau Twitter/X, ya! Kami bakal dengan senang hati bantu jawab dan kasih solusi terbaik untuk kebutuhan untuk kebutukan komponen elektronikamu. Yuk, langsung aja kirim pertanyaanmu!


Sumber referensi

Penulisan artikel diatas, Kelas Teknisi mengambil sumber referensi dari link web berikut ini:
  • https://www.wilsoncables.com/id/news/apa-itu-resistor
  • https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/02/150000469/kapasitor-pengertian-prinsip-kerja-jenis-dan-fungsi
  • https://pendidikan-elektro.ft.unesa.ac.id/post/dioda-diode-mengenal-jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya
  • https://www.kmtech.id/post/induktor-prinsip-kerja-dan-aplikasi-dalam-rangkaian-listrik-1
  • https://kumparan.com/berita-update/pengertian-light-emitting-diode-led-jenis-jenis-dan-fungsinya-21EQuDUm6yc
  • https://ldte.stei.itb.ac.id/2022/04/06/pengertian-transistor-dan-jenis-jenis-transistor/
  • https://pendidikan-elektro.ft.unesa.ac.id/post/ic-integrated-circuit-mengenal-jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url