Manajemen Operasi Pembangkit Tenaga Listrik



Manajemen Operasi Pembangkit Tenaga Listrik - Pembangkit tenaga listrik dan gardu induk dihubungkan dengan saluran transmisi agar tenaga listrik dapat mengalir sesuai dengan kebutuhan dan dapat membentuk sistem tenaga listrik. 

Pada setiap gardu induk sesungguhnya adalah pusat beban bagi suatu daerah pelanggan tertentu (rayon) dengan beban yang berubah-ubah setiap waktu sehingga daya yang dibangkitkan harus selalu berubah juga sesuai dengan beban yang berjalan.

Proses pembangkitan tenaga listrik pada pembangkit listrik thermis memerlukan biaya untuk bahan bakar yang tidak sedikit. Biaya bahan bakar dan faktor-faktor yang menyebabkan kerugian dalam jaringan adalah faktor yang harus diminimalisir, selain itu juga mutu tenaga listrik juga merupakan kendala terhadap biaya pembangkitan tenaga listrik yang se-ekonomis mungkin.

Biaya operasional merupakan bagian biaya yang paling besar pada pembangkit tenaga listrik, biaya operasional merupakan biaya yang meliputi: 

  1. Biaya pembelian tenaga listrik 
  2. Biaya pegawai 
  3. Biaya bahan bakar dan material operasi 
  4. Biaya lain-lain. 
Dari keempat faktor diatas, biaya bahan bakar merupakan biaya yang terbesar. Pada pembangkit listrik yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) biaya bahan bakar adalah 60% dari biaya operasi keseluruhan.

Operasi sistem tenaga listrik mencakup aspek yang luas, khususnya adalah aspek biaya yang tidak sedikit serta menyangkut penyediaan listrik bagi konsumen. Oleh karena itu, operasi sistem tenaga listrik memerlukan manajemen yang optimal. 

Rencana operasi merupakan sebuah rencana bagaimana suatu sistem tenaga listrik akan dioperasikan dalam kurun waktu tertentu. Terdapat beberapa macam rencana operasi, yaitu:

a. Rencana Tahunan 

Masalah-masalah yang pada proses penyelesaiannya memerlukan waktu kirakira satu tahun tercakup dalam rencana ini, misalnya adalah rencana pemeliharaan unit pembangkit yang memerlukan persiapan satu tahun sebelumnya. 

Rencana operasi tahunan juga meliputi perencanaan alokasi energi yang akan diproduksi dalam satu tahun dalam pembangkit listrik. Alokasi energi yang akan diproduksi berarti pula sebagai biaya bahan bakar yang merupakan biaya yang paling besar. 

b. Rencana Triwulan 

Rencana triwulan merupakan upaya peninjauan kembali rencana tahunan dengan jangka waktu tiga bulan ke depan. Rencana triwulan merupakan langkah koreksi terhadap rencana operasi tahunan. 

c. Rencana Bulanan 

Rencana bulanan merupakan upaya peninjauan rencana triwulan yang direncanakan dalam jangka waktu satu bulan ke depan menyangkut langkah-langkah operasional dalam sistem berbeda dengan rencana tahunan dan rencana triwulan yang lebih bersifat manajerial. Hal-hal yang tercakup dalam rencana operasi bulanan adalah: 

  1. Peninjauan jam kerja unit-unit pembangkitan yang bersifat peaking units terutama dengan rencana pemeliharaannya. 
  2. Peninjauan alokasi produksi pembangkit listrik yang kaitannya dengan bahan bakar dengan perusahaan penyuplai bahan bakar. 

d. Rencana Mingguan 

Dalam rencana mingguan tidak terdapat lagi hal-hal yang bersifat manajerial karena masalah-masalah yang terjadi hanya diselesaikan dalam jangka waktu mingguan. Dalam rencana mingguan terdapat rencana mengenai langkahlangkah operasional yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu satu minggu. 

Rencana operasi ini mencakup rencana jadwal operasi serta pembebanan unitunit pembangkit dengan pertimbangan ekonomis dan memperlihatkan berbagai kendala operasional seperti beban minimum dan maksimum dari pembangkit. 

e. Rencana harian 

Rencana operasi harian merupakan koreksi dari rencana operasi mingguan untuk disesuaikan dengan kondisi yang lebih baik dalam sistem tenaga listrik. Rencana harian dapat dikatakan juga sebagai rencana yang berjalan secara realtime

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url