Mengetahui Klasifikasi Isolasi (Insulation) Pada SUTT dan SUTET

Kelas Teknisi | Isolasi (Insulation) memiliki peran penting dalam sistem transmisi listrik, yaitu memisahkan bagian bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan atau terhubung ke tanah (ground). Fungsi ini berlaku baik saat kondisi operasi normal (continuous operation) maupun ketika terjadi gangguan tegangan lebih (surja), termasuk akibat sambaran petir pada saluran transmisi.

Klasifikasi Isolasi Pada SUTT dan SUTET

Pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) maupun Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), isolasi diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama:

  1. Isolator Keramik (Ceramic Insulator): digunakan secara luas karena ketahanan mekanis dan keandalannya.
  2. Isolator Non-Keramik (Non-Ceramic Insulator): alternatif modern dengan material komposit yang lebih ringan dan tahan cuaca.
  3. Isolasi Udara (Ground Clearance): jarak udara di sekitar konduktor penghantar yang berfungsi sebagai media isolasi alami.

1. Ceramic Insulator (Isolator Keramik)

Ceramic Insulator (Isolator Keramik)
Isolator Keramik (Doc. PT. PLN)

Isolator keramik merupakan komponen penyekat yang berfungsi memisahkan bagian bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan atau terhubung ke tanah (ground), baik secara elektrik maupun mekanik. Pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) maupun Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), isolator ini berperan penting dalam memisahkan konduktor fasa dari menara (tower) atau ground.

Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sebuah isolator harus memiliki karakteristik tertentu yang memenuhi standar keandalan serta keselamatan operasi:

a. Karakteristik Elektrik

Isolator harus memiliki ketahanan terhadap tegangan impuls petir, tegangan kerja nominal, serta tegangan tembus minimum sesuai dengan level tegangan yang dilayaninya. Karena isolator terbuat dari bahan dielektrik yang diapit oleh logam, secara prinsip ia juga berfungsi sebagai kapasitor.

Nilai kapasitansinya dapat meningkat akibat adanya polutan atau kelembaban udara pada permukaan isolator. Jika kemampuan isolasi menurun karena polutan atau kerusakan, maka dapat terjadi kegagalan isolasi yang berpotensi menimbulkan gangguan pada sistem transmisi.

b. Karakteristik Mekanik

Selain aspek elektrik, isolator juga harus memiliki kekuatan mekanik yang memadai. Hal ini diperlukan agar isolator mampu menahan beban tarik dari konduktor penghantar serta menopang berat gabungan antara isolator itu sendiri dan konduktor yang digantungkan padanya.

c. Jenis Isolator Keramik Berdasarkan Material

Isolator keramik umumnya terbuat dari bahan porselen yang memiliki keunggulan utama, yaitu tidak mudah pecah serta tahan terhadap pengaruh cuaca. Dalam penggunaannya, permukaan isolator ini harus dilapisi dengan glasir. Lapisan glasir biasanya berwarna cokelat, dengan variasi warna yang dapat lebih tua atau lebih muda.

Pada bagian tertentu seperti tepi dengan radius kecil, glasir biasanya tampak lebih tipis sehingga warnanya lebih terang. Untuk memastikan kualitasnya, seluruh permukaan yang diglasir harus halus, mengkilap, serta bebas dari retakan maupun cacat lainnya.

2. Isolator Non-Keramik

a. Isolator Gelas (Glass Insulator)

Isolator Gelas (Glass Insulator)
Isolator Gelas (Glass Insulator) (Doc. PT. PLN)

Isolator gelas umumnya digunakan pada jenis insulator piring. Kaca yang digunakan harus bebas dari cacat, seperti lubang, retakan, atau gelembung udara di dalam materialnya. Warna kaca biasanya hijau, dengan variasi lebih tua atau lebih muda. Salah satu keunggulan isolator gelas adalah kerusakannya mudah dideteksi karena material kaca akan tampak jelas bila mengalami pecah atau cacat.

b. Isolator Polimer (Polymer Insulator)

Isolator Polimer (Polymer Insulator)
Isolator Polimer (Polymer Insulator) (Doc. PT. PLN)

Isolator polimer dirancang dengan fiberglass rod sebagai penopang beban mekanis, yang kemudian dilapisi dengan weather shed berbahan polimer untuk memberikan kekuatan listrik yang tinggi serta ketahanan terhadap kondisi lingkungan.

Komponen utama dari isolator polimer meliputi:

  • End fittings (bagian penghubung ujung)
  • Corona ring(s) untuk mengurangi tegangan listrik tinggi di ujung isolator
  • Fiberglass-reinforced plastic rod sebagai penopang utama
  • Interface antara shed dan sleeve untuk menjaga keandalan struktur
  • Weather shed sebagai pelindung dari cuaca dan kelembaban

3. Isolasi Udara (Ground Clearance) di Sekitar Konduktor Penghantar

Isolasi udara berfungsi sebagai pemisah elektrik antara bagian bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan atau terhubung ke tanah (ground), serta antar konduktor fasa yang sama-sama bertegangan.

Kegagalan fungsi isolasi udara biasanya terjadi apabila tegangan tembus (breakdown voltage) terlampaui. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti jarak bebas yang tidak sesuai standar, perubahan nilai tahanan udara, atau munculnya tegangan lebih.

Dalam sistem SUTT maupun SUTET, isolasi udara atau ground clearance ditetapkan sebagai jarak bebas minimum, yaitu jarak terpendek antara konduktor dengan permukaan tanah, bangunan, maupun aktivitas di sekitarnya. Jarak minimum ini wajib dipenuhi sesuai peraturan, demi menjaga keselamatan manusia, makhluk hidup, serta keandalan operasi transmisi.

Ketentuan mengenai jarak bebas minimum ini diatur dalam Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/47/MPE/1992 tanggal 07 Februari 1992 pasal 1 ayat 9.

Semoga bermanfaat ya.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url