Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Sumber foto: Pixabay

Di tengah kebutuhan energi yang terus meningkat, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) hadir sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Nah, Dalam artikel ini Kelas Teknisi akan membahas seputar PLTU, mulai dari apa itu PLTU, cara kerjanya, manfaatnya, hingga dampak penggunaannya terhadap lingkungan.

Apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah jenis pembangkit listrik yang menggunakan uap panas bertekanan untuk memutar sudu-sudu turbin. Uap panas yang digunakan berasal dari proses penguapan air pada boiler. PLTU menggunakan batu bara sebagai bahan bakar boiler dalam mendidihkan air, seperti yang ditampilkan pada gambar berikut ini.

pembangkit listrik tenaga uap
Gambar Skema PLTU

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memiliki kelebihan seperti teknologi yang sudah matang, biaya bahan bakar rendah serta usia pakai yang lama. Selain dari kelebihan tersebut, pembangkit listrik tenaga uap ini juga memiliki kekurangan, diantaranya adalah biaya investasi awal tinggi, emisi karbon tinggi, dan lokasi tidak fleksibel, sebisa mungkin dekat dengan laut atau sumber air dengan kapasitas besar untuk pendinginan.

Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) bekerja dengan sirkulasi air tertutup. Siklus tertutup adalah siklus air yang digunakan secara berulang-ulang. cara kerja dari PLTU jika dideskripsikan adalah sebagai berikut:
  1. Air dimasukkan ke dalam boiler
  2. Campuran antara bahan bakar dan udara akan memanaskan air di dalam boiler hingga menjadi uap panas bertekanan. 
  3. Uap bertekanan yang dihasilkan oleh boiler masuk ke dalam sudu-sudu turbin kemudian memutar turbin. Turbin memiliki satu poros dengan generator, sehingga dengan berputarnya turbin maka generator akan menghasilkan energi listrik. 
  4. Uap yang telah melewati turbin kemudian di dinginkan di dalam kondensator, Tujuannya untuk mendinginkan uap dan kembali berubah wujud menjadi air. Proses kondensasi dibantu oleh aliran air baik dari cooling tower maupun air yang bisa didapatkan secara langsung dari lingkungan seperti sungai.
  5. Setelah uap air berubah menjadi cair, air akan di sirkulasikan kembali ke dalam boiler dengan bantuan pompa air.

Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Dalam pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memiliki beberapa komponen utama dan komponen pendukung, yaitu:

1. Boiler

Boiler berfungsi untuk wadah proses pengubahan air menjadi uap panas bertekanan tinggi (superheated steam) dengan bahan bakar batu bara. Didalam boiler terdapat dua sistem air atau uap terdiri dari dua katup yaitu sistem air masuk (water-inlet) dan uap air keluar (steam-outlet). 

Sistem water-inlet mengatur jumlah komposisi air yang masuk kemudian steam outlet mengatur jumlah uap air yang keluar.

2. Turbin Uap

Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang terkandung dalam uap menjadi energi mekanik. Jadi saat turbin diputar oleh uap bertekanan maka generator juga akan ikut berputar. 

3. Kondensor

Kondensor berfungsi untuk mengkondensasi sisa uap air yang telah melewati turbin untuk diubah menjadi cair untuk disirkulasikan kembali ke dalam boiler.

4. Generator

Generator berfungsi untuk mengubah energi gerak (mekanik) dari tubin menjadi energi listrik. Generator yang digunakan merupakan generator sinkron 3  phase yang terdiri dari tiga kumparan stator yang dipasang pada sudut 120 derajat satu sama lain.

5. Desalination Plant

Fungsi utama dari bagian ini adalah mengubah air laut menjadi air tawar menggunakan metode penyulingan. Hal ini ditujukan untuk menghilangkan sifat korosif dari air laut. Air hasil desalinasi kemudian digunakan sebagai air pendingin kondensor.

6. Demineralizer

Demineralizer berfungsi untuk menghilangkan kandungan mineral di dalam air. Sebagai fluida dalam sistem pembangkitan air disyaratkan untuk terbebas dari mineral seperti besi dan sebagainya. Air yang mengandung mineral memiliki tingkat konduktivitas yang tinggi sehingga berisiko menyebabkan kegagalan sistem kelistrikan maupun korosi di dalam sistem fluida.

Baca artikel terkait lainnya:

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url